Skip to main content

SURAT CINTA UNTUK MU, YA... RASULALLAH

Lebih bagus darimu Ya... Rasulallah,
Sungguh mata ini tak pernah melihatnya.
Lebih tampan darimu Ya... Rasulallah,
Tak seorang wanitapun yang pernah melahirkannya.
Engkau terlahir dengan tanpa cela,
Engkau terlahir tanpa satupun kekurangan,
Karena engkaulah, sebaik-baik makhluk ciptaan Allah.

Ya... Rasulallah,
Betapa rindu hati ini tuk bertemu dengan mu,
Betapa kami ingin melihat senyummu.
Tapi, apa yang bisa kami banggakan?
Belum pantas kamu mengaku menjadi pecintamu.
Diri ini penuh dosa, hati ini penuh nista.
Akankah engkau anggap kami sebagai umatmu?
Akankah engkau sambut tangan ini dengan hati yang penuh cinta?
Akankah kau lihat kami dengan mata penuh kasih?
Akahkah kau tersenyum pada kami dengan penuh kebanggaan?
Akankah...?
Akankah...?
Akankah...?
Beribu tanya dalam jiwa,
Resah hati ini, gundah gulana tanpa tahu jawabnya.

Ya... Rasulallah,
Betapa kami takut kau berpaling dari kami.
Betapa kami takut kau menjauh dari kami.
Betapa kami takut kau tak mengenali kami,
disaat kami memanggilmu di padang mahsyar,
"Ya... Rasulallah! Ya... Rasulallah! Ya... Rasulallah!"
Ketika badan bermandi peluh,
ketika tubuh bersimbah darah,
ketika mentari di atas kepala,
ketika kami mulai putus asa,
kau menjauh, menjauh tinggalkan kami.

Tidak! Tidak Ya... Rasulallah!

Kami ingin kau giring kami sebagai umatmu,
kami ingin mendapat syafa'atmu,kami ingin cintamu,
kami ingin kau hilangkan haus kami dengan seteguk air dari telagamu.

Ya... Rasulallah,
Dengarkanlah,
Dengarkanlah kami ucapkan shalawat dan salam kepadamu saat ini,
"Asshalatu wassalamu 'alaika Ya Rasulallah",
"Asshalatu wassalamu 'alaika Ya Nabiyallah",
"Asshalatu wassalamu 'alaika Ya Habiballah".

Sambutlah shalawat dan salam dari kami, yang kami ucapkan dengan setulus hati ini.
Jadikanlah ini bukti cinta kami,
yang dapat kami persembahkan untuk menggapai cintamu, dan ridho Illahi...

-Ummu Zahra'-
Vocal: Zahra' Jamzuri

Comments

Popular posts from this blog

Derita Laptop Ganti: Sahabat Lama Menjadi Asing Bagiku

Sekitar satu tahun yang lalu, aku dan kakakku Mba Lala , tukeran laptop karena ada sedikit masalah dengan OS laptop mba lala, jadi aku memutuskan untuk membawanya buat dibenerin di comlabs aja. Satu tahun berlalu, hari demi hari aku lalui bersama laptop mba lala itu. Susah dan duka (susah dan duka ?) aku lalui bersama laptop toshiba hitam berkulit berudu. Ada kalanya seneng, ada kalanya juga engga. Ada kalanya dia responsif, tapi ada kalanya juga bebel ngambek engga nurut gerakan jari jemari yang bikin hati kesel. Tapi lebih dari itu, tanpa terasa ikatan batin antara aku dan laptop yang engga bisa aktifin bluetooth itu terjalin begitu kuat. Aku seolah tahu dimana letak file movie hanya mengklik ini dan itu dengan mata terpejam bahkan sambil tidur dan mimpi lelap. Aku sudah terbiasa dengan tata letak, environment, dan workspace yang terbangun didalamnya. Dan yang paling penting, laptop tipe satelite itu telah membantuku dalam menyelesaikan berbagai badai tubes dan tucil, membantuku di...

Korps Dai Mahasiswa (KDM) Salman ITB

Dai Corps Students, or shortened to KDM Salman ITB , is a recitation of activities held at Salman Mosque and intended for ITB students and also public. Located in the South Corridor Salman Mosque, KDM Salman ITB is trying to bring teaching activities with the concept of traditional pesantren (traditional boarding school). With meetings every day after dhuhur, the students who take part in this Salman KDM get the study material by using the yellow books (kitab kuning) as a handle, as in the traditional pesantren. Teachers who bring the study also vary depending on the items of its study, they are ustadzs from Salman mosque itself. KDM Salman ITB appears to address concerns some students, as well as some ustadzs in mosques Salman, who feel that it is necessary to foster student containers in religious matters. It is motivated by the proliferation of such activities 'mentoring' on campus. But the mentor who brought the material (ie students) were deemed less or even not ...

Lakukan Apapun yang Menjadi Renjana-mu Meskipun Hidupmu Semenjana

Judul di atas mungkin sedikit sulit diartikan atau bahkan membingungkan bagi kita. Mungkin ada juga yang mengira kalau aku menyisipkan kata-kata asing atau apa. Padahal sebenarnya, semua deretan kata dalam judul diatas murni bahasa kita tercinta, Bahasa Indonesia. Ya, semuanya kata asli Indonesia. Hanya saja kita tidak terbiasa menggunakannya yang membuat kita merasa asing. Padahal jika aku ganti dengan kata asing, kalimat itu justru tidak asing. Ini nih: "Lakukan Apapun yang Menjadi Passion -Mu Meskipun Hidupmu Biasa-biasa Saja ". Sekarang jauh lebih mudah dimengerti kan? Terlepas apakah kalimat itu punya makna atau tidak, akan tetapi, kita lebih mudah mencerna setiap kata dalam kalimat itu. Hal ini memang miris mengingat kita lebih kenal dan lebih dekat dengan bahasa asing dari pada bahasa asli sendiri yang membuat kita merasa asing dengan bahasa sendiri dan bahasa asing malah tidak terasa asing karena sering kita gunakan. #mbulet-mbulet kalimatnya Sis: "Bro, ...