Waktu luang dapat diisi dengan apa saja. Apapun. Tergantung pribadi masing-masing. Ada yang suka mengisi waktu luang dengan tidur. Ada yang mengisi waktu luang dengan membaca buku, majalah, ataupun komik. Ada yang mengisi waktu luang dengan... belajar. Oh yang ini imba banget lah. Ada juga yang mengisi waktu luang dengan membiarkan waktu luang itu lewat begitu saja.
Kalau saya lebih suka mengisi waktu luang dengan membuat doodle. Yah, gambar apapun. Asal punya pensil atau ballpoint, maka gerakan tangan seperti apapun akan menghasilkan doodle.
Jika ada yang belum tahu apa itu doodle, maka Anda perlu mengunjungi google.com, karena dia selalu bikin doodle. :D
Membuat doodle memang mengasyikkan. Ketika tidak fokus kuliah, agar terlihat mencatat, bikin doodle. Ketika tidak ada kerjaan, ambil kertas dan pensil, bikin doodle. Ketika menunggu sesuatu yang agak lama, atau yang lama sekalipun, bikin doodle selalu menyenangkan. Maka tak heran jika buku catatanku hampir dipenuhi dengan doodle.
Selain mengasah kreatifitas dan imajinasi, membuat doodle juga dapat mengisi waktu luang. #eh
Ini doodle yang saya buat beberapa waktu yang cukup lama, yaitu waktu saya masih TPB: Tahap Paling Bahagia. Memang TPB benar-benar Tahap Paling Bahagia. Ketika sekarang saya sudah menginjak tingkat empat, saya benar-benar merasakan apa yang kakak kelas saya dulu selalu katakan: Tahap Paling Bahagia.
...
Malah jadi ngelantur.
...
...
Malah jadi ngelantur.
...
Jadi ceritanya dulu itu lagi kebanyakan waktu luang karena masih TPB kan, Tahap Paling Bahagia. Waktu luang sampai membeludak. Jadi dari pada mubazier, ya saya bikin coret-coretan aja.
Gambar saya ambil menggunakan kamera handphone, pada malam hari, dibawah lampu temaram. Jadi gambarnya enggak tajam dan blury. #memang aslinya blur juga sih.
Jadi kepikirannya gaya-gaya klasik dimana para wanita mengenakan dress yang serba gede. Terus pake sarung tangan. Kayak bangsawan gitu. Hehe.
Comments
Post a Comment