Skip to main content

Yang Kecil Yang Besar

Salah satu hobi saya yang tidak dapat dipungkiri adalah menonton film. Terutama film kartun dan animasi (tiga dimensi). Selain kedua genre favorit saya itu, saya juga menyukai film ber-genre komedi maupun action asal bukan dari Marvel. Entah kenapa saya sama sekali tidak suka film action dari marvel (seperti spiderman, superman, batman, dan man man yang lain). Meski gambarnya bagus, mengesankan, dibuat dengan teknologi mutakhir, tapi terkesan kekanak-kanakan yang keterlaluan. Berbeda dengan film kartun atau animasi, mereka bukan kekanak-kanakan, tetapi memang film anak. Beda ya, film kekanak-kanakan dengan film anak. Kalau film anak itu, ya, memang untuk anak. Lain dengan film kekanak-kanakan yang untuk orang dewasa tapi ceritanya atau alurnya atau idenya konyol yang sangat tidak masuk akal, dan dibalut dengan nuansa film untuk orang dewasa.

Contohnya Spiderman. Idenya, jelas, film buat anak. Ada manusia super yang tidak tembus peluru, bak baja. Kuat. Jelas Khayalan anak-anak. Tapi dibungkus dengan gaya untuk film dewasa. Ada adegan-adegan 18+ nya, dan sebagainya.
...
Baru baru ini saya menonton sebuah film. Genre sedikit komedi, tapi agak romantis juga. Filmnya bagus. Dari Cina.

Film itu menceritakan perjalanan seorang pemburu siluman yang nanti akhirnya menjadi gurunya Sun Go Kong. Tahu Sun Go Kong kan? Si manusia kera yang usil yang punya lidi bisa memanjang. Kalau masih ingat, dulu itu Sun Go Kong melakukan perjalanan jauh menuju barat (matahari terbenam) bersama manusia babi, manusia banteng, dan seorang biksu yang botak. Nah film ini menceritakan kisah sebelum si biksu menjadi botak.

Ada pelajaran menarik yang dapat diambil dari film ini yaitu terkadang kita tidak menyadari adanya sesuatu yang kecil sehingga kita selalu berangan-angan sesuatu yang lebih besar. Padahal, sesuatu yang kecil itulah yang bernilai besar. Manusia sering menginginkan kebesaran, keagungan, seperti halnya cinta yang agung dan mengabaikan cinta yang kecil. Eh kok jadi ngomongin cinta ya? Ya sudahlah.

Filmnya sangat menarik menurut saya. Saya tidak bisa menjelaskan sesuatu yang menarik itu dengan tulisan. Akan lebih menarik kalau Anda menontonnya sendiri. Judul film nya adalah Journey To The West.

Comments

Popular posts from this blog

Derita Laptop Ganti: Sahabat Lama Menjadi Asing Bagiku

Sekitar satu tahun yang lalu, aku dan kakakku Mba Lala , tukeran laptop karena ada sedikit masalah dengan OS laptop mba lala, jadi aku memutuskan untuk membawanya buat dibenerin di comlabs aja. Satu tahun berlalu, hari demi hari aku lalui bersama laptop mba lala itu. Susah dan duka (susah dan duka ?) aku lalui bersama laptop toshiba hitam berkulit berudu. Ada kalanya seneng, ada kalanya juga engga. Ada kalanya dia responsif, tapi ada kalanya juga bebel ngambek engga nurut gerakan jari jemari yang bikin hati kesel. Tapi lebih dari itu, tanpa terasa ikatan batin antara aku dan laptop yang engga bisa aktifin bluetooth itu terjalin begitu kuat. Aku seolah tahu dimana letak file movie hanya mengklik ini dan itu dengan mata terpejam bahkan sambil tidur dan mimpi lelap. Aku sudah terbiasa dengan tata letak, environment, dan workspace yang terbangun didalamnya. Dan yang paling penting, laptop tipe satelite itu telah membantuku dalam menyelesaikan berbagai badai tubes dan tucil, membantuku di...

Visiting Animals with My Family

Big day, big day, big day.... /XD Yup, this is a very big day, for me. Why? Because, my parents, and my brother, are coming. I'm pretty excited, but also nervous. You know how it feels when you have a very messy room, and you got your parents are coming? Or you don't know what to do with your family as you have a tiny sized room? Arrhg /shock, it's complicated. But very exciting too. X-D First time of our journey, we were arriving at Sabuga. One of the lovely building style in here (ITB) is the classical stone that covers almost in all the part of the building... Oho, what is this? :P I was not using a professional camera, and I'm not a photographer too, so I couldn't make a good one. hehe. Bye the way, this is under the ground pipe.. Some places in ITB are unique (people said that), and one of them are 'echo point'. This place, if you speak up loud enough, will be able to spread out into all around of ITB and everyone's gonna...

Lakukan Apapun yang Menjadi Renjana-mu Meskipun Hidupmu Semenjana

Judul di atas mungkin sedikit sulit diartikan atau bahkan membingungkan bagi kita. Mungkin ada juga yang mengira kalau aku menyisipkan kata-kata asing atau apa. Padahal sebenarnya, semua deretan kata dalam judul diatas murni bahasa kita tercinta, Bahasa Indonesia. Ya, semuanya kata asli Indonesia. Hanya saja kita tidak terbiasa menggunakannya yang membuat kita merasa asing. Padahal jika aku ganti dengan kata asing, kalimat itu justru tidak asing. Ini nih: "Lakukan Apapun yang Menjadi Passion -Mu Meskipun Hidupmu Biasa-biasa Saja ". Sekarang jauh lebih mudah dimengerti kan? Terlepas apakah kalimat itu punya makna atau tidak, akan tetapi, kita lebih mudah mencerna setiap kata dalam kalimat itu. Hal ini memang miris mengingat kita lebih kenal dan lebih dekat dengan bahasa asing dari pada bahasa asli sendiri yang membuat kita merasa asing dengan bahasa sendiri dan bahasa asing malah tidak terasa asing karena sering kita gunakan. #mbulet-mbulet kalimatnya Sis: "Bro, ...